Sabtu, 06 Februari 2010

Validitas

Secara global validitas dibagi menjadi dua bagian yaitu validitas logis dan validitas empiris.

Validitas logis
Validitas ini meliputi:
1. Validitas Isi (Content Validity)
Suatu tes dikatakan memiliki validitas isi bila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi pelajaran yang diberikan. Validitas ini dapat diusahakan tercapai sejak saat penyusunan (melihat materi dlm kurikulum).

2. Validitas Konstruksi (Construct Validity)
Suatu tes dikatakan memiliki validitas konstruksi bila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Pembelajaran Khusus (Standar Kompetensi).

Validitas Empiris
Validitas ini meliputi:
1. Validitas “Ada Sekarang” (Concurrent Validity)
Suatu tes dikatakan memiliki validitas ini jika hasilnya sesuai dengan pengalaman (data pengalaman sudah ada).
Misal seorang guru ingin mengetahui apakah soal tes sumatif yang disusun valid, maka untuk hal ini diperlukan suatu kriteria masa lalu (nilai ulangan harian).

2. Validitas Prediksi (Predictive Validity)
Suatu tes dikatakan memiliki validitas prediksi bila mampu merperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Misal tes masuk Perguruan Tinggi adalah suatu tes yang mampu memperkirakan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti perkuliahan sesuai dengan alokasi waktu.

Catatan:
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Reliabilitas

Secara sederhana reliabilitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keajegan atau kemantapan hasil dari dua pengukuran terhadap hal yang sama.
Untuk menentukan reliabilitas terhadap hasil pengukuran dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
A. Metode Tes Ulang
1. Metode tes ulang (test-retest method) merupakan pendekatan yang paling tua untuk mengestimasi reliabilitas.
2. Metode ini dinamakan juga single-test-double-trial method.
3. Metode ini sangat berguna untuk mengukur kesetabilan pengukuran.
B. Metode Ekuivalen
1. Metode ekuivalen dinamakan pula alternate-forms methods atau double test-double-trial method.
2. Metode ini berkaitan dengan penggunaan dua buah tes yang relatif sama kepada peserta didik yang sama.
3. Kesamaan yang dimaksud pada tes adalah kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan.
C. Metode Belah Dua
1. Metode ini sering disebut single-test-single-trial method.
2. Metode ini sangat sederhana, (i). Menyelenggarakan satu kali tes,
(ii). Membagi soal tes menjadi dua bagian yang sama banyak. (iii). Mengkorelasikan skor kedua belahan untuk mengestimasi reliabilitas tes.

Tidak ada komentar:

Selamat Datang